Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Jika kita perhatikan dalam kamus, arti kata islam tidak keluar dari makna
inqiyad (tunduk) dan
istislam (pasrah). (al-Mu’jam al-Wasith, 1/446).
Diantara penggunaan makna bahasa ini, Allah sebutkan dalam al-Quran
ketika menceritakan penyembelihan Ismail yang dilakukan Nabi Ibrahim,
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ . وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ . قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا
Ketika keduanya telah pasrah dan dia meletakkan pelipisnya. Kami
panggil dia, ‘Hai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi wahyu
itu…(QS. as-Shaffat: 103)
Makna islam secara istilah tidak jauh dari makna bahasanya.
Imam Muhamad bin Sulaiman at-Tamimi mengatakan,
الإسلام هو الاستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة ، والبراءة من الشرك وأَهله
Islam adalah pasrah kepada Allah dengan bertauhid, tunduk kepada-Nya
dengan mentaati-Nya, dan berlepas diri dari semua kesyirikan dan
pelakunya. (Tsalatsah al-Ushul, 1/189)
Mengapa harus berlepas diri dari syirik?
Jelas, karena tidak ada manfaatnya orang yang mengaku islam, namun
dirinya masih berbuat kesyirikan atau kekufuran. Sementara keduanya
adalah lawan bagi ajaran islam.
Nama dari al-Quran
Allah ta’ala sendiri memberi nama agama ini dengan islam. Allah berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama yang diterima Allah, hanyalah islam. (QS. Ali Imran: 19)
Dalil tentang nama ini juga disebutkan dalam ayat yang lain.
Allah juga memberi nama pengikut islam dengan kaum muslimin. Allah berfirman,
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ
أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي
هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ
عَلَى النَّاسِ
Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama
suatu kesempitan. Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah)telah menamai kamu sekalian dengan kaum muslimin
dari dahulu, dan (begitu pula) dalam al-Quran ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia.. (QS. al-Hajj: 78)
Di Balik Nama Islam
Semua aliran dan semua agama punya nama. Dan jika kita perhatikan,
hampir semua nama agama dan aliran itu kembali kepada sosok tertentu
atau kelompok tertentu. Seperti nasrani, diambil dari nama bangsa
Nashara, Yahudi diambil dari nama kabilah Yahudza, Budha diambil dari
kata Budhis, dst.
Berbeda dengan islam. Nama ini tidak dikembalikan pada nama sosok
atau tokoh tertentu atau suku tertentu. Karena nama ini menunjukkan isi
ajarannya. Karena itulah, dalam sejarah agama, tidak dikenal istilah
pencetus islam, atau pendiri islam. Disamping ajarannya lebih
menyeluruh, bisa diikuti semua kelompok masyarakat.
(al-Islam: Ushul wa Mabadi, 2/105).
Islam Ada Dua
Dengan melihat definisi islam, yang intinya adalah pasrah dan tunduk
pada semua aturan Allah, para ulama membagi islam menjadi dua,
Pertama, islam dalam arti umum
Yang dimaksud islam dalam arti umum adalah semua ajaran para nabi,
yang intinya mentauhidkan Allah dan mengikuti aturan syariat yang
berlaku ketika itu.
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,
الإسلام بالمعنى العام: هو التعبد لله بما شرع منذ أن أرسل الله الرسل إلى أن تقوم الساعة
Islam dalam arti umum adalah menyembah Allah sesuai dengan syariat
yang Dia turunkan, sejak Allah mengutus para rasul, hingga kiamat.
(Syarh Ushul at-Tsalatsah, hlm. 20)
Berdasarkan pengertian ini, berarti agama seluruh Nabi dan Rasul
beserta pengikutnya adalah islam. Meskipun rincian aturan syariat antara
satu dengan lainnya berbeda.
Diantara dalil mengenai islam dalam makna umum, dalam al-Quran, Allah menyebut Ibrahim dan anak keturunannya, orang-orang islam.
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا
بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya
Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali
dalam memeluk agama Islam.” (QS. al-Baqarah: 132).
Allah juga mengingkari klaim sebagian orang bahwa Ibrahim penganut yahudi dan nasrani,
أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَى قُلْ
أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ
شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ
Kalian (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa
Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama
Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah
Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan
syahadah dari Allah yang ada padanya?” (QS. al-Baqarah: 140).
Kedua, islam dalam arti khusus
Islam dalam arti khusus adalah ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syariat beliau menghapus syariat sebelumnya yang bertentangan dengannya .
Imam Ibnu Utsaimin menyebutkan,
والإسلام بالمعنى الخاص بعد بعثة النبي صلى الله عليه وسلم
يختص بما بعث به محمد صلى الله عليه وسلم لأن ما بعث به النبي صلى الله
عليه وسلم نسخ جميع الأديان السابقة فصار من أتبعه مسلماً ومن خالفه ليس
بمسلم
Islam dengan makna khusus adalah islam setelah diutusnya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khusus dengan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Syariat Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menghapus semua agama sebelumnya. Sehingga pengikutnya
adalah orang islam, sementara yang menyimpang dari ajaran beliau, bukan
orang islam. (Syarh Ushul at-Tsalatsah, hlm. 20)
Pengikut para nabi terdahulu, mereka muslim ketika syariat nabi mereka masih berlaku. Ketika Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, syariat mereka tidak berlaku, sehingga mereka bisa disebut muslim jika mengikuti syariat Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagai permisalan, ketika ada orang nasrani yang mengikuti ajaran
Isa lahir batin. Dia komitmen dengan ajaran paling otentik yang
disampaikan Isa, kecuali satu masalah, yaitu ketika Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam diutus, dia tidak mau mengikuti beliau, maka orang ini
bukan muslim.
Andai orang ini hidup di zaman Isa, dia bisa jadi seorang muslim.
Demikian,
Allahu a’lam.